vivanews |
Perkembangan teknologi ponsel pintar begitu cepat. Tak sampai satu dekade, fitur-fitur pada ponsel makin canggih. Misalnya untuk fitur resolusi layar bergerak cepat, hanya dalam beberapa tahun, teknologi berkembang dari resolusi 720 piksel menjadi Quad HD.
Namun demikian, di antara perkembangan fitur yang kian canggih itu, perkembangan teknologi baterai tak secepat fitur lainnya. Problem daya tahan baterai masih dikeluhkan beberapa pengguna ponsel pintar mulai dari ponsel low end sampai high end.
Untuk itu, melansir Phone Arena, Kamis 12 Juni 2014, Microsoft kini merespons dengan mengembangkan daya tahan baterai yang lebih lama bagi perangkat mobile. Teknologi baterai terbaru itu menerapkan cara canggih.
Peneliti senior Mobility and Networking Research Gorup di Microsoft Research, Ranveer Chandra, mengungkapkan, belum lama ini banyak ide yang digagas Microsoft seputar perluasan daya tahan baterai.
Menurut MIT Technology Review, salah satu ide yang dikembangkan adalah penggunaan dua baterai Li-Ion dengan skala kecil, dibanding satu baterai skala besar.
Salah satu dari dua baterai diproyeksikan memberikan cadangan saat aktivitas yang menguras daya, misalnya gaming. Nah, sementara baterai yang lain akan memasok daya untuk komputasi standar.
Microsoft mengaku telah memikili prototipe untuk skema penggunaan baterai ini. Dan diklaim skema ini mampu meningkatkan daya tahan baterai hingga 20 sampai 50 persen.
Selain dari sisi perangkat keras, Microsoft juga tengah mencari cara optimisasi daya tahan baterai dari sisi perangkat lunak. Perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington DC itu telah mengembangkan prototipe perangkat lunak, "E-Loupe".
Prototipe ini dapat mengidentifikasi aplikasi saat tak digunakan. Nantinya, prototipe ini juga dapat mengatur aktivitas aplikasi misalnya melambatkan atau menghentikan sementara aplikasi.
Microsoft tak mengatakan kapan inovasi baterai itu bisa tersedia untuk penggunaan komersial.
Sumber : Vivanews